Imbal Hasil Obligasi Indonesia Turun Terbesar Sejak November, Dorong Arus Masuk Asing
Monday, May 06, 2024       15:14 WIB

Ipotnews - Imbal hasil obligasi Indonesia mengalami penurunan terbesar sejak November, mengungguli negara Asia lainnya. Kebangkitan kembali spekulasi penurunan suku bunga AS mendorong permintaan akan surat utang Indonesia, setelah mengalami tekanan jual pada bulan lalu.
Laman Bloomberg, Senin (6/5), melaporkan imbal hasil obligasi rupiah bertenor 10 tahun turun sebanyak 26 basis poin menjadi 6,91% pada hari ini, mengurangi lonjakan 55 basis poin yang tercatat pada April lalu. Pergerakan ini mengikuti reli US Treasury pada Jumat pekan lalu setelah rilis data pekerjaan AS yang lebih lemah dari perkiraan.
Sementara itu, rupiah menguat sebanyak 0,6% pada Senin siang, sekaligus menempatkan rupiah sebagai salah satu mata uang dengan penguatan terbesar di Asia.
Sentimen terhadap aset-aset Indonesia membaik setelah gelombang penghindaran risiko menghantam  emerging market  bulan lalu, di tengah-tengah meningkatnya ketegangan di Timur Tengah dan kebijakan Federal Reserve yang berubah dengan cepat.
Kenaikan suku bunga yang tidak terduga oleh BankIndonesia bulan lalu - yang berkontribusi pada aksi jual obligasi pada saat itu - kini justru berbalik mendorong masuk arus dana asing dengan imbal hasil lokal yang lebih tinggi dan kesenjangan yang lebih lebar dengan obligasi AS.
Menurut Philip McNicholas, ahli strategi surat utang negara di Robeco Group, Singapura, besarnya pergerakan ini menunjukkan bahwa investor asing kemungkinan besar akan masuk kembali ke pasar setelah surat utang Indonesia mencapai level  oversold  dan memberikan nilai yang lebih tinggi.
Dengan kepemilikan asing yang masih berada di bawah level sebelum pandemi dan tekanan inflasi yang muncul kembali di wilayah lain seperti Amerika Latin, "obligasi pemerintah Indonesia dapat memperoleh manfaat besar dari arus re-alokasi portofolio," kata McNicholas, seperti dikutip Bloomberg.
Di tempat lain di Asia, imbal hasil obligasi Singapura bertenor 10 tahun turun tujuh basis poin menjadi 3,31% sementara imbal hasil obligasi Malaysia turun tiga basis poin menjadi 3,92%. (Bloomberg)


Sumber : admin